BADUNG - Anggota DPD RI Provinsi Bali, Dr. Shri I.G.N. Arya Wedakarna MWS III, M.Si. yang arab dipanggil AWK, membuka ajang peragaan busana tingkat dunia di acara Bali International Fashion Week 2022 (BIFW). Acara yang dihadiri ratusan pengunjung tersebut berlangsung meriah di Museum Pasifika Nusa Dua, Kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sore tadi, Kamis (13/10).
Panitia menyediakan beberapa lapak di gedung bagian depan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ada pelaku usaha peralatan rumah tangga berbahan kayu dari Jember dan UMKM daur ulang yang mengubah sampah plastik jadi kerajinan bernilai ekonomi tinggi. Yang paling mencolok yaitu pengusaha arak tradisional yang dikemas mewah dibawah bendera Sajeng Patala. Konon, menurut Direktur penjualan dan pemasaran, I Kadek Ari Putra, arak yang mereka produksi berstandar internasional. Disamping karena cara pengolahan yang lebih presisi, juga karena kualitas araknya yang sudah bebas dari kandungan methanol, sehingga aman dikonsumsi masyarakat.
Pihak Sajeng Patala bahkan meracik arak buatannya dengan campuran khusus yang kemudian dibagikan secara gratis ke seluruh pengunjung. Raut muka mereka yang berkesempatan mencicipi cocktail tersebut tampak menikmatinya. "Rasa cinamonnya dapat banget, " ungkap salah seorang pengunjung sembari minta tambah.
Acara launching BIFW 2022 dihadiri oleh pihak - pihak terkait. Owner Museum Pasifika (Philippe Augier) tampak hadir di tengah - tengah mereka, disamping juga Charlotte Esnou (Atase Kebudayaan & Direktur Institut Francais Jakarta) yang sempat memberikan seminar sehari sebelumnya di UC Silver Batubulan.
Dalam sambutannya, AWK mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat di BIFW 2022, tanpa bisa menyebutkan seluruh pihak satu per satu, dan mengatakan jika hari ini merupakan awal sejarah busana dimana nama Bali akan terangkat. "Segera setelah acara ini kiblat busana dunia tidak hanya di Milan, Paris, London, New York, Hong Kong dan Tokyo semata, tapi nantinya akan ada Bali sebagai pendatang baru, " sambutnya.
Beliau juga menyatakan jika pemilihan Museum Pasifika sebagai tempat digelarnya peragaan busana bukan tanpa alasan. Pertama, Museum ini dipilih karena mereka memiliki misi ganda dan menjadikan Museum sebagain center of excellent. Kemudian, Museum Pasifika diyakini memiliki nilai paling strategis di mata internasional.
Seluruh peserta dibuat kagum dengan pemaparan beliau soal keberadaan Museum ini. "Bapak Ibu sekalian sadar tidak, ketika kita duduk di ruangan ini, jika nilai lukisan - lukisan ini kita hitung maka nilainya berkisar antara 5 sampai 10 triliun Rupiah. Belum termasuk yang ada di sayap kiri dan kanan, " paparnya sembari menambahkan jika Museum ini tanpa pengatur suhu (AC) karena mengikuti standar internasional guna menghindari serangan jamur.
Peragaan busana hari pertama ini diikuti oleh puluhan model dan designer. Hal ini dibenarkan oleh Putu A. Prawira Eka Putra, S.KM selaku ketua panitia BIFW. "Untuk hari ini kita hadirkan 11 perancang busana. Memang totalnya 33 peserta namun jumlah itu dibagi tiga hari. Dan, untuk model kita hadirkan sekitar 40 model, kombinasi laki dan perempuan, " paparnya ketika ditemui ditengah - tengah kerumunan pengunjung.
Pengunjung disuguhkan jajanan lokal sebagai penutup cara hari ini.